Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) : Sudahkah Kita Bersiap Diri?
June 13, 2020Masih ingat dengan jelas awal tahun ini saya dan berberapa teman-teman saya sempat pergi menjelajah Cirebon menumpang Kereta Api Tegal Ekspress jurusan Pasar Senen (PSE) - Cirebon Prujakan (CNP). Siapa yang mengira trip itu merupakan trip terakhir yang saya lakukan sebelum pandemi semakin merajalela hingga sekarang (Juni 2020).
Masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah mulai dilonggarkan di sejumlah daerah di Indonesia - termasuk di DKI Jakarta. Per 4 Juni 2020 mulai memasuki masa transisi menuju Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Apa itu Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)? Menurut situs https://www.menpan.go.id/ adalah pola hidup yang mendorong adanya perubahan perilaku masyarakat dari kebiasaan lama ke kebiasaan baru yang lebih sehat, sehingga aman dari ancaman COVID-19 namun tetap bisa produktif untuk melangsungkan kegiatan ekonominya.
|
Pembukaan kembali sejumlah sektor menuju menuju Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini harus melalui tahapan-tahapan yang ketat dan secara hati-hati. Kebiasaan baru ini terutama dilaksanakan terhadap sektor yang rentan terkena penyebaran, salah satunya adalah sektor transportasi. Pemerintah mengeluarkan aturan pengendalian transportasi di masa Adaptasi Kebiasaan Baru yaitu Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor 41/2020, Surat Edaran No. 11, 12,13,14. Aturan tersebut dibuat agar masyarakat dan petugas transportasi tetap #AmanProduktif dari penularan Covid-19 dengan mengutamakan protokol kesehatan seperti jaga jarak, memakai masker, cuci tangan dan kebersihan di sarana dan prasarana transportasi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, menyatakan bahwa dalam menghadapi masa adaptasi kebiasaan baru (AKB), Kementerian Perhubungan temenyiapkan sistem transportasi yang berkonsep higienis dan humanis yang diutamakan adalah aspek kesehatan namun juga tetap memperhatikan aspek ekonomi. Untuk itu,transportasi publik harus lebih higienis, humanis, dan tentunya less contact, yang memberikan solusi dan manfaat bagi rakyat banyak.
Perbedaan Naik Transportasi Umum | sumber : grafis KamaDigital |
Dikutip dari https://setkab.go.id, secara umum ruang lingkup pengendalian transportasi pada masa transisi menuju Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini dilakukan di seluruh wilayah dan untuk wilayah yang ditetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Para penumpang angkutan umum dan kendaraan pribadi, para operator sarana dan prasarana transportasi wajib melakukan penerapan protokol kesehatan, penerapan pembatasan jumlah penumpang dari jumlah kapasitas tempat duduk dan penerapan physical distancing (jaga jarak) mulai saat persiapan perjalanan, selama perjalanan, hingga saat sampai tujuan atau kedatangan.
situasi di dalam gerbong MRT | sumber : dok.pribadi |
Situasi di dalam gerbong commuter line | sumber : dok.pribadi |
Selama 3 bulan terakhir, saya pun harus merasakan kerja dari rumah (WFH) dan hanya masuk ke kantor 1x/minggu. Itu pun pada bulan April-Mei saya merasakan kesulitan karena ojek online sebagai moda transportasi utama saya sehari-hari sedang ditiadakan. Beruntung, per 4 Juni ini berberapa transportasi publik di Jakarta sudah mulai dlonggarkan. Saya pun berkesempatan untuk mencoba naik commuter line dan MRT lagi setelah sekian lama.
Aman dan Produktif | Sumber : Grafis KamaDigital |
Perlahan masyarakat Jakarta pun mulai beradaptasi dengan perubahan in sepemantauan saya seperti menjaga jarak dengan tidak duduk di kursi yang mempunyai marka dan menggunakan masker di tempat umum.
Jika transportasi sudah mulai bangkit, lalu apa selanjutnya?
Terbersit di pikiran saya tentang bagaimana nantinya saya sebagai seseorang yang suka jalan-jalan ini dapat kembali 'ngetrip' di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini? Mengingat sektor pariwisata ini merupakan salah satu sektor yang paling terkena dampak dari pandemi Covid-19 ini. Menurut saya pemerintah harus terus berinovasi menciptakan terobosan baru ditengah pandemi ini termasuk di sektor pariwisata agar geliat pariwisata kita perlahan dapat bangkit. Ada salah satu artikel yang saya baca bilang kalau saat ini pemerintah melalui Kementerian Pariwisata akan fokus untuk mendorong perjalanan turis domestik serta pengukuhan kembali protokol kesehatan dibidang pariwisata.
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Odo R.M.Manuhutu menjelaskan bahwa mpemerintah saat ini sedang berusaha membuat rasa percaya pada wisatawan bahwa tempat yang dikunjungi sudah menerapkan protokol kesehatan yang aman.
protokol kesehatan harga mati | sumber : grafis Kamadigital |
Untuk Kementerian Perhubungan, besar harapan saya jika armada transportasi publik di DKI Jakarta dapat terus meningkatkan pelayanannya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ada, memperbanyak jumlah armada / waktu di jam sibuk, lebih sigap dalam menyikapi jam sibuk karena kerap kali terjadi penumpukan penumpang, sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat mengenai protokol kesehatan ini.
Saya sih berharap kita harusnya selalu aware untuk terus meningkatkan rasa kepedulian kita untuk menjalankan protokol kesehatan di manapun kita berada. Jangan disepelekan karena langkah sekecil menggunakan masker dan hand sanitizer pun akan berpengaruh untuk diri kita maupun orang lain. Kegiatan perekonomian pun perlahan akan dapat segera pulih dan berjalan kembali tetapi tidak menimbulkan kasus-kasus baru.
Semoga.
Stay safe and healthy, semua!
22 Comments
Semoga AKB ini membawa perubahan positif bagi kita semua agar berkepanjangan mengajarkan kita untuk pola hidup sehat
ReplyDeleteBerarti dengan transportasi yang menganut sistem AKB ini Pemerintah bener-bener harus memantau lapangan ya. Tau sendiri gimana transportasi Jakarta. Tiap hari tidak pernah tidak sepi. Apa solusi untuk mengatasi penumpukan penumpang? Armadanya ditambah atau bagaimana, selain tetap mematuhi protokol kesehatan
ReplyDeletewah terimakasih banyak sudah mewakili kami, pastinya kita berharap ya transporatsi umum tetap mensupport masyarakat karena tidak semua orang bisa pergi bekerja dengan kendaraan pribadi.
ReplyDeleteAda teman yang mulai masuk kerja, jadi dia melakukan persiapan seperti "new normal stater pack", kendaraan umum juga mulai melakukan AKB juga
ReplyDeleteselama pandemi ini saya belom kemana-mana bener-bener stay at home, mau keluar juga rad aparno, apalagi saat new normal begini malah jadi makin khawatir, tapi ternyata sekarang sudah banyak protokol yang harusnya membuat aman ya kalau diikuti, semoga AKB ini berjalan lancar dan semua masyarakat mengikuti protokol yang sudha ditentukan, semangat ka
ReplyDeleteSelama PSBB saya sempat kesulitan berangkat ke kantor krn ojek Online menghilang dari aplikasinya.. Btw, semoga dlm masa AKB ini kita mulai mempersiapkan diri menuju new normal...
ReplyDeleteyang paling susah untuk saya di AKB ini untuk rajin olahraga, kalau yg lain bisa lah ya
ReplyDeleteIya benar nih. Pandemi bikin semua orang dan kementerian makin waspada. Untuk saat ini, tetap patuhi protokol kesehatan dari pemerintah dan transportasi agar penyebaran COVID-19 bisa ditekan ya.
ReplyDeleteDengan adanya AKB ini pun saya sangat mendukung sekali agar masyarakat terbiasa hidup sehat, seperti rajin mencuci tangan. Dan yang penting memang olahraga dan asupan gizi yang masuk ke tubuh penting banget nih
ReplyDeleteBerarti naik kendaraan umum termasuk kereta saat ini sudah ada aturan barunya ya. Saya hidup di desa jadi baru tau setelah membaca tulisan ini. Nice info
ReplyDeleteTerakhir saya jalan-jalan ke mall kalau gak salah Maret.. kangen banget naik transportasi umum, tapi karena wilayah saya zona merah jadi lebih baik ga keluar dulu. Semoga masyarakat juga disiplin agar menjaga diri dan orang lain di tempat publik
ReplyDeleteTerimakasih infonya kak, saya udah lama banget gak pergi naik transportasi umum, bahkan sejak AKB ini dilaksanakan pun belum boleh kemana-mana sama suami. Tapi baca ulasan ini lumayan jadi bisa prepare
ReplyDeleteSosialisasi penerapan AKB ini mesti terus dikencengin. Tiap ada perlu keluar rumah, aku masih sering lihat orang yang kembali ke kebiasaan lama, bukannya nerapin kebiasaan baru.
ReplyDeleteProtokol kesehatan harus diikuti banget ya kak mengingat sekarang bener-bener harus aware dengan keadaan. Pandemi ini sungguh mengubah banyak hal dan kebiasaan.
ReplyDeletebanyak orang yang menyalahpahami adaptasi kebiasaan baru dengan kembali melakukan hal hal lama. seperti yang terlihat di CFD pagi tadi. new normal seolah back to old normal :-(
ReplyDeletedi masa kebiasaan baru ini aku baru ke rumah ortu yg dekat aja, belum berani mudik yang jauh-jauh termasuk belum pernah naik kendaraan umum
ReplyDeleteAku seyuju banget dengan protokol kesehatan harga mati. Semoga AKB ini bisa disikapi Masyarakat dengan bijak dan tetap berpegang pada protokol kesehatan. diri kita sendiri wajib menjaga nya., Pandemi ini bener2 mengubah tatanan kebiasaan. Semoga cepat berlalu aamiin
ReplyDeleteSemenjak ada covid bener2 gabisa kemana2 ya ka. Kerja semua dilakukan dirumah alias WFH, jadi harus Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), semoga pandemi ini segera berakhir ya biar semua sektor usaha dan pekerja kembali bekerja seperti hari hari normal dulu. :)
ReplyDeleteSiap gak siap kita harus siap ya.. perlengkapan juga sudah harus lengkap nih... jangan sampe ada yang kelupaan kalo keluar rumah..
ReplyDeleteSemoga di masa AKB ini masyarakat bisa belajar benar - benar dalam mematuhi protokol kesehatan ini ya. Biar virus segera punah. Dan kita nggak lagi perlu new normal tapi akhirnya bisa kembali hidup normal.
ReplyDeleteSiap ga siap, harus siap untuk menghadapi masa AKB ini. Semenjak pandemi, jadi aware banget sama yang namanya kesehatan
ReplyDeletekebiasan-kebiasan baru ini memang harus dilakukan ya. enggak biasa, tapi lama-lama pasti akan terbiasa juga.
ReplyDelete